Gresik mediarestorasiindonesia.com Festival layang-layang merupakan event yang dilakukan setiap tahun dan sudah lima tahun ini diselenggarakan di Desa Dohoagung kecamatan balongpanggang kabupaten Gresik.minggu ,03/10/2021
“Kegiatan yang melibatkan masyarakat luas ini sungguh menarik minat perhatian publik. Festival ini menarik para pelayang lokal maupun nasional hingga dihadiri juga turis dari luar negeri.
Dalam penyambutan kedatangan bupati Gresik Fandi Ahmad Yani SE dilakukan pengalungan bunga oleh putra dan putri desa Doho agung kepada bupati Gresik Fandi Ahmad Yani SE.
Festival layang-layang ini dihadiri secara langsung oleh Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani SE , yang akrab disapa dengan sebutan Gus YANI ,serta turut mendampingi Camat Balongpanggang Moch Jusuf Ansyori S.Sos., M.M. Bersama Muspika, Kapolsek dan juga Ndanramil balongpanggang beserta jajarannya .
Dalam acara penyambutan acara diiringi tarian Remo tradisional Jawa timur dari sanggar tari tradisional kecamatan Balongpanggang.
Dalam waktu itu juga Fandi Ahmad Yani diberikan kesempatan Untuk membuka acara
Festival layang layang dengan pemotongan pita.
Dan dilanjutkan menerbangkan layang layang naga.
Dalam sambutannya Fandi Ahmad Yani SE menyampaikan”, festival layangan merupakan kearifan lokal yang patut harus dijaga.
“Festival luar biasa menjadi hiburan tidak hanya di desa atau kecamatan jadi hiburan nasional karena peserta banyak dari luar gresik dan luar provinsi. Ini semangat kita keluar pandemi covid-19 karena festival layang-layang menjadi kearifan lokal benar benar kita jaga. Target kita ekonomi kerakyatan bangkit dari pandemi covid-19,” paparnya.
Tidak menutup kemungkinan, festival layang-layang akan dibuat lebih meriah pada tahun depan. Karena perputaran ekonomi desa dan produk UMKM terbantu.
Apalagi paska panen lahan pertanian masih banyak, bahkan telah panen buah semangka, melon dan blewah.
“Kedepan hasil panen bisa dihadirkan di festival ini. Karena kita punya target ekonomi kerakyatan,” tuturnya
Ketua Talikama Ir RM Herjuno Sukotjoadi menyampaikan dalam pidatonya”, bahwa Festival layang layang yang ke 5 kalinya diDesa Doho agung ini juga bertujuan agar Desa Doho agung bisa dikenal dinusantara maupun Internasiol dan juga bisa menjadikan Desa Doho Agung menjadi Desa wisata layang layang.
A. Khoirul Anam, S.H. salah satu pelopor penggerak Festival layang-layang menyampaikan”, FLayang-Layang Dohoagung 2021 Yang Dikenal Dengan FLD 2021 adalah acara tahunan dan sudah berjalan lima tahun ini.
Maksud dan Tujuan kami mengadakan festival layang-layang Doho agung ini ada beberapa tujuan yakni agar bisa mengangkat nama desa Doho agung menjadi desa percontohan menjadikan desa destinasi wisata mandiri, Meningkatkan Ekonomi Pedagang Lokal (UMKM) yang ada didesa Doho agung tentunya serta Meningkatkan Jiwa Patriotisme dan Gotong Royong masyarakat, Meningkatkan dan menumbuhkan Kreativitas generasi muda desa Doho agung, selain itu juga Sebagai ajang silaturahmi antar Pelayang yang ada di Nusantara.
Doho agung juga mempunyai club yang diberi nama D.K.C. Gresik ( Dohoagung Kite Club )
Di club dohoagung kite club itu juga memberikan sarana pendidikan atau pembelajaran cara pembuatan layang-layang naga dan lain sebagainya kepada para pemula yang ingin membuat layang-layang sendiri, selain itu juga menyediakan bahan bahan untuk membuat layang-layang.
Total Hadiah keseluruhan mencapai 35 Juta rupiah dibagi berdasarkan Jumlah para pemenang dalam festival layang-layang Doho agung dan selain mendapatkan hadiah uang tunai juga diberikan piala sebanyak 195 piala beserta piagam penghargaan.
Acara festival layang-layang Doho agung di dukung oleh TALIKAMA JAWA TIMUR.
Talikama adalah Merupakan Organisasi Perkumpulan Pegiat Layang-layang Nusantara, Talikama mempunya cabang di Setiap Provinsi dan salah satunya Talikama Jawatimur”,
A. Khoirul Anam, S.H. berharap”,Semoga dengan diadakannya launching festival layang-layang Doho agung sekala nasional ditahun ini Mendapatkan Perhatian khusus Dari Dinas Pariwisata Kabupaten Gresik agar bisa menjadikan desa Doho agung menjadi destinasi wisata desa mandiri”, pungkasnya (Rid/red)