Surabaya https://mediarestorasiindonesia.co.id Tidak ada hal yang tidak mungkin jikalau kamu mau berusaha dan meyakininya”, ujar seorang pria muda yang sukses di dalam dunia penerbangan dan dunia usaha.
Mochamad Syaifudin atau yang akrab disapa kang Udin adalah seorang co-pilot disalah satu maskapai penerbangan anak perusahaan PT. Garuda Indonesia yaitu PT. Citilink Indonesia.
Moch Syaifudin dilahirkan di kota Surabaya, pada 26 Oktober 1996 yang saat ini berusia 29 tahun. Ia bertempat tinggal di Surabaya tepatnya di kelurahan Jeruk Kecamatan Lakarsantri. Udin merupakan anak pertama dari 4 bersaudara dari pasangan Arifin dan Wiwik.
Moch Syaifudin terlahir dari keluarga yang sederhana, bahkan disaat duduk di bangku SMP, agar bisa membeli buku dan tambahan uang sakunya, tiap libur sekolah ia harus rela mengamen dari kampung ke kampung dan jualan kue disekolahnya dan berjalan hingga ia duduk di bangku SMA.
Moch Syaifudin pernah bersekolah di SDN Jeruk I Surabaya, kemudian melanjutkan pendidikannya di SMPN 16 Surabaya, setelah lulus SMP ia meneruskan ke jenjang berikutnya di SMAN 13 Surabaya dan lulus di tahun 2014. didalam pendidikannya ia selalu aktif dalam organisasi mulai dari OSIS dan mengikuti banyak kegiatan ekstrakurikuler yang berada di sekolahnya. Salah satunya yakni ekskul music,
Moch Syaifudin mulai masuk pendidikan di Akademi Sekolah Penerbangan pada tahun 2015 di BP3B yang sekarang dirubah namanya menjadi API kemudian ia Lulus di tahun 2017. Rasa syukur yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata terlihat dari air mata yang berlinang dimatanya. disaat ia menceritakan kisah perjalanannya kepada Media Restorasi Indonesia pada saat lolos dalam seleksi dari program beasiswa pendidikan sekolah penerbangan gratis yang di programkan oleh Pemerintah Kota Surabaya pada saat dipimpin sosok wanita hebat yakni Ibu Tri Rismaharini atau yang biasa akrab disapa Bu Risma.
“Saya sangat berterima kasih sekali kepada Bu Risma yang sudah memberikan kesempatan kepada saya dan mengantarkan saya hingga menjadi seperti ini. Jujur…saya sangat bersyukur sekali dan sangat tidak menyangka sekali bisa menjadi seperti ini. Sungguh tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata saat melihat hasil lolos tes. Padahal yang mendaftarkan diri ribuan orang. dan lebih bersyukur nya lagi, ketika saya sudah lulus, dalam waktu dekat saya diterima di Maskapai Citilink Indonesia”. Ungkap Udin sambil menahan air mata.
Selain menjadi seorang co-pilot, ayah dua anak ini juga mempunyai beberapa usaha, salah satunya yakni warkop atau caffe yang bernama “WakSurotokopi”, yang terletak di jl.lidah Lidah Wetan Gg VII, Lakarsantri, Surabaya. dekat dengan Universitas Negeri Surabaya (Lidah Wetan) yang dibuka sejak 6 tahun yang lalu dan berjalan hingga saat ini.
“Saya awalnya tidak ada niatan buat buka usaha warung kopi atau sejenis caffe sederhan gitu, karena dahulu pada saat zaman masa-masa sekolah, saya pernah merasakan ketika mengerjakan tugas karena keterbatasan uang saku ingin cari tempat yang nyaman supaya bisa belajar dengan nyaman tidak bisa karena rata-rata mahal. Maka dari itu saya bukan warkop dan saya konsep senyaman mungkin dengan harga yang tidak merogo koceng dalam. Supaya para mahasiswa bisa nyaman untuk belajarnya atau mengerjakan tugas-tugasnya. Supaya tidak mengalami apa yang saya rasakan dahulu”. Tambah Udin sambil mengelus dada.
Selain itu Owner PT. WS Jaya Abadi ini juga membuka berbagai banyak usaha dengan tujuan supaya bisa menjadi wadah dan ingin bisa memberikan peluang-peluang kepada para pemuda-pemudi untuk berkembang supaya bisa menjadi orang yang sukses dan bisa bermanfaat bagi orang lain.
“Sebenarnya banyak sekali pemuda yang berbakat, namun siapa yang mau menampung kalo nggk ada peluang atau nggk ada tempat. maka dari itu saya berniat untuk membuka berbagai macam usaha agar bisa menampung teman-teman khususnya pemuda yang membutuhkan wadah”. Tegasnya.
Moch Syaifudin juga hobi dalam bermain musik dan juga sepak bola. ia juga menjadi gitaris salah satu grub band yang berdiri sejak tahun 2010 bernama “Evil Dead” yang didirikan bersama dua sahabatnya yakni Adi dan Erik. Luar biasanya lagi hingga sampai saat ini masih aktif berjalan yang sekarang diganti nama menjadi “Delakon music entertainment”.
“Jadi kami bertiga sudah berkomitmen bahwa salah satu metode untuk mempertahankan hubungan persahabatan kami ya dengan cara bermain musik ini, perselisihan pasti ada lah, tapi kita semua saling memahami dan mengerti satu sama lain, niatan kami bermain musik tidak hanya untuk kesenangan kami sendiri, namun dengan cara inilah kami bisa berbagi kesenangan kepada orang lain. Menghibur mereka dengan alunan music kami”. Tambahnya Udin saat di tanya Media Restorasi Indonesia.
Dalam berkarier dan menempuh perjalanan hidupnya hingga mendapatkan pencapaian semua ini juga tidaklah mudah. Udin pun harus melawati banyak berbagai macam rintangan, mulai dari jatuh bangun serta kerugian yang tidak bisa terhitung dengan jari. Namun keyakinnya sangat kuat, bahwa usaha tidak menghianati hasil, ia tetap semangat, terus berusaha dan konsisten dalam menggapai apa yang ia cita-citakan.
“Saya percaya, bilamana kita mau berusaha dengan keras maka hasil yang kita peroleh akan maksimal, pesan saya kepada semuanya, khususnya kepada para pemuda. Jangan mudah menyerah, tetap konsisten dengan apa yang kamu cita-citakan, niatkan semuanya tujuannya untuk ibadah. Percayalah Tuhan tidak akan tidur dan tidak akan membiarkan hambanya berjuang sendirian”. Tegasnya. (M.A.C)